TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan jumlah utang sudah mencapai Rp 6.361 triliun.
"Dan itu sesuai dengan bagaimana yang kita rumuskan dalam APBN bersama-sama antara pemerintah dan DPR bagaimana merancang dan selanjutnya mengelola APBN ini," kata Luky dalam konferensi pers APBN Kita secara virtual, Selasa, 23 Maret 2021.
Dia menekankan bahwa Kemenkeu mengelola APBN secara keseluruhan. Untuk APBN 2021, Kemenkeu punya defisit anggaran 5,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto atau Rp 1.006 T.
"Itu yang terus kami kelola dan dicarikan pembiayaannya sepanjang tahun. Posisi per akhir Februari untuk pembiayaan anggaran itu kira sudah berhasil menutupi sebesar Rp 273,1 triliun, ini sesuai rencana kita untuk bagaimana mencari dan menutup defisit sampai akhir tahun," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menekankan bahwa untuk pembiayaan defisit APBN dan menjalankan pembangunan, tidak hanya mengandalkan utang.